si O's Glasses

Sugeng Rawuh....^^

Senin, 15 Juli 2013

Hanya untuk Renungan saja.....

Sering kali pertanyaan-pertanyaan yang kebanyakan orang anggap sensitif itu mampi ketelinga. Ya, tidak lain dan tidak bukan adalah pertanyaan klasik khas umur 23. Sudah barang tentu pertanyaan "kapan menyusl, kapan menikah" seolah lari-lari di sekitar umat umur tersebut. Sering pula dengar teman mengeluh "ah, malas ditanya itu". Bahkan ada yang sampai ekstrim, gak mau berangkat ke walimatul ursy teman. Tapi ada juga sih, pertanyaan itu di jawab dengan senyum khas ukhti sholihah. 

Yakin, pertanyaan itu tidak hanya membentuk tempurung bagi manusia berumur 23 dilingkup Jogja. Pertanyaan itu juga bergentayangan di luar sana. Bahkan sampai seorang, katakanlah orang yang ditaati nasehatnya, berkata, "kenapa bukan kematian yang ditanya?"Kapan nyusul?" saat pergi ke sebuah pemakaman.

Para ulama sering memeberikan nasehat kepada kita, "menikah berarti menjalankan separuh diin", namun, tidak sedikit juga orang memahaminya setengah-setengah. Sehingga ketika banyak sekali pasangan muda bermunculan, dan diberikan pertanyaan "kenapa menikah muda?" sudah pasti jawaban mereka dapat ditebak. Secara garis besar jawaban itu ada 2. Pertama, takut dosa, karena belum halal, jadi menghindari dosa lebih baik menikah. Kedua, menjalankan separuh diin. Wah, bahagia banget ya, seneng banget nikah kalau arti kata menikah hanya sebatas itu. Andai memang sebatas itu, pengin banget ikutan nikah..... ^_^

Sayang sist, bro... Arti dari nenunaikan separuh diin tidak sesempit itu. Peraturan selalu berlaku boy.... Coba deh, baca fikih munakahad, buku-buku pernikahan atau tanya pada guru ngaji. Ada ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk itu semua. Coba deh, jawab pertanyaan ini, "kapan pernikahan itu menjadi wajib?"

Sudah tentu orang yang belajar dewasa atau orang dewasa akan memperimbangkan hal ini. Bagaiimana kelak mereka hidup? Mau hidup numpang orang tua alias pondok orang tua/mertua indah, mau makan nasi atau batu, kalau punya anak mau sekolah atau mau cari sampah? Ya, sudah pasti pertanyaan seputar materi akan selalu terfikirkan. Tapi ternyata sebuah pernikahan juga tidak melulu tentang materi. Banyak hal yang mendasar dan penting dari itu. Butuh waktu untuk mempersiapkan. Karena pernikahan tidak hanya janji anak manusia. Ini adalah perjanjian atas nama Alloh sebagai Rabb kita. Mari renungkan, 
1. Sudah siapkah fisik, mental, iman, materi?
2. Sudah siakah ilmu-ilmu yang dibutuhkan?
3. Sudah tentu kita pernah belajar ilmu sosial, tapi sudah baikkah kemampuan sosial?
4. Terbayangkah keluarga akan seperti apa kelak?
Apa lagi ya, itu saja dulu deh....

Hahaha...., ini bukan anak usaha untuk mengurungkan niat  anak manusia yang hendak melampaui separuh diin nya. Ini hanya sebuah usaha, untuk bersiap. Karena segala hal menjadi ibadah dan berpahala ditentukan juga oleh niat. Semoga yang tengah bersiap dan telah bersiap mendapatkan Barokah dari Alloh....

NB: Ini adalah catatan anak DS yang berhasil saya emis (dari kajian Abi)
BISIMILLAH,.......
24 mei 2013
Hri ini fiqh kontemporer  tentang KTITERIA AKHWAT SIAP DINIKAHI
Menikah adalah bukti telah sempurnanya sebuah kedewasaan, dewasa tdk hanya secara fisik, tetapi yg lebih penting adalah secara psikis, perilaku,,sebab siapa orang yg mau nikah sama anak kecil, oleh karena itu apa cih kriteria akhwat yg siap dinikahi :
1.      Ketika disinggung mengenai pernikahan wajahnya berubah menjadi serius, karena menikah itu berarti memasuki dunia yang sesungguhnya lebih berat jika dibanding dgn hidup sebelumnya. Maka dari itu kita bisa menyimpulkan kalau akhwat bicara tentang pernikahan wajahnya berbinar2, tertawa cekikikan lagi, itu berarti dia blm siap,, kalau dia menikah justru dia akan merepotkan banyak orang, seperti anak kecil diajak rihlah terbayang kesenangan,, sebaliknya kalau orang tua ignin menyiapkan rihlah anaknya justru akan repot....
Ini hal serius karena menyangkut dunia dan akhirat, karena hal ini berat karena memasuki hal baru...
2.      Hidup dia terbukti bermanfaat untuk orang lain, sudah terbukti dia selalu mendahulukan orang lain dibandingkan dirinya,, sosok orang yg mandiri adalah tdk ada pikiran ada yg membantu dia, tapi dia lah yg harus bisa membantu orang lain...
3.      Yang menginginkan dia banyak, dan yg menginginkan dia bukan karena lahiriahnya, dan bukan karena cantiknya dan fisiknya.... tapi kalau karena fisiknya berarti dia blm siap utk dinikahi,, tetapi yg menginginkan utk menikah dgn dia adalah karena kematangan konsepnya, ilmunya dan amalnya, dll. Ibarat buah mangga yg benar2 sudah matang ,,yang mana diinginkan banyak orang... berbeda dgn buah yg bentuknya cantik ,tetapi ternyata dalamnya blm mentah apakah ada yg mengunginkan buah itu??
Nah kalau ada lki2 yg menginkinkan akhwat seperti ini adalah berarti dia menandakan ikhwan yg sudah dewasa dan akan memberikan manisnya kehidupan... karena dlm kehidupan rumah tangga yg menjadi jaminan kebahagiaan adalah bukan karena fisiknya tetapi karena kematangan ilmu,dll...
Sehingga ketika ada yg melamar akhwat dan ternyata blm siap ,,sang akhwat harus siap mengatakan jangan dengan saya,, karena saya blm siap dan blm matang...
Ada buah yg matangnya hanya bisa dilihat oleh orang2 yang paham...
Ada akhwat yg menunjukan duri2nya kpd ikhwan,, duri itu tampak luarnya kasar, tetapi liat dalamnya sangat lembut...
Banyak akhwat yang siap menikah, tetapi blm siap dinikahi,....
Ada tipe akhwat alpukat, akan menjadi masalah jika ada akhwat yg bilang sudah siap utk menikah,,tetapi sebenarnya dia blm siap dinikahi...
Masalahnya adalah bukan siapa yg nanti akan menikahi saya, tetapi apakah saya siap utk dinikahi...
Yang paling bagus adalah ketika si akhwatnya siap dinikahi, dan ikhwannya juga siap utk menikahi...

 
31 Mei 2013
Sebagaimana rasulullah dulu menggambarkan antara orang2 beriman dan tdk beriman ibarat sebuah buah, buah raihanaa, buah.......... dan buah kurma..
Kalau dikaitkan dengan akhwat ketika berumah tangga,, ada akhwat tipe durian, alpukat, mangga dan kedondong, setiap akhwat kira2 bisa membaca dirinya,,..
Akhwat kedondong adalah akhwat yg dong2an, sabar donk, sementara orang tdk donk sama dia, karna dia tdk ngedongan... dia tdk mempunyai daya tarik terhadap dirinya, dari cara bicara tdk menarik, akhlaknya tdk menarik, pokoknya betul2 tdk mempunyai daya tarik, sehingga tdk ada yg menarik pada dirinya, entah jadi temen, sahabat atau istri...
Maka akan beruntung bagi dia ketika mendapat suami yg sabar,, ternyata tdk hanya itu didalamnya ada biji yg berduri, entah itu ada ganjalan berupa permusuhan, kebencian pokoknya selalu merepotkan orang ,, dan kelak ketika dia dapat suami harus sabar, dan manfaat mempunyai istri seperti ini adalah betul2 akan melatih kesabaran, sehingga akhwat kedongdong ini akan lebih pas ketemu ikhwan yang  namanya ikhwan blender, meskipun dia kedongdong akan menjadi jus yg enak dibanding jus manapun,, namun ikhwan blender itu jarang, maka jangan jadi akhwat kedongdong... apalagi paling parah kalo ketemu sama ikhwan cowet, dipukul terus,
Secara lahiriah alpukat menarik tdk ? biasa2 saja, kalo kita liat buah alpukat yg menggantung dipohon rasanya biasa2 saja, sebenarnya dari penampilan lahiriah seperti akhwat kedongdong, tapi dalamnya lembut, maka didiemin aja...
Waktu blm menikah dia betul2 seperti alpukat yg tdk menarik,, tetapi setelah menikah dia suka merenung maka sama suaminya dibiarkan saja, sementara dlm renungannya ternyata perkataan saya menyakiti hati suami, makin tdk membuat suami makin sayang,, dan butuh waktu utk matang ,, dan gmn akhwat seperti ini? Masih gamebling,, bisa juga salah petik kan misalnya sampai 1 bulan dipetik kok masih keras,, jadi akhwat alpukat itu tdk semuanya bisa langgsung jadi lembut,, tetapi butuh perenungan, bahkan merenungnya malah makin membuatnya semakin keras,, apa untungnya saya menikah, kalo kaya gini, suami diajak bicara malah pergi,dll....
Kalo akhwat yg sudah matang itu tafakkurnya benar, kalo bertengkar sama suami itu dia merenung,, gpp lah saya jadi akhwat alpukat saja, tapi blm tentu....
Selanjutnya adalah akhwat mangga, bahwa dia adalah akhwat yg mempunyai daya tarik, sehingga banyak orang yg tertarik padanya, sehingga yg tertaik bukan hanya orang yg baik saja tetapi orang yg tdk baik juga,,, kalo orang yg baik itu dia akan meminta izin kpd pemiliknya, tetapi kalo ada lk2 yg tertarik pada akhawt dan langsung bicara pada akhwatnya
Karena sebaik2 orang yg tertarik pada buah mangga adalah datang langsung kpd pemiliknya (oratuunya), tetapi ada juga kelemahannya yaitu bijinya besar, tetapi bisa ditanam, kelemahannya adalah melenakan,jadi akhwt mangga adalah akhwat yg bikin mules,, sehingga suami yg dulu rajin ibadah, mestinya solat dimasjid tapi jadi jarang, tdinya jujur jadi tdk jujur, dia senang bersama istrinya , taetapi membuat sang suami terlena, jaadi lupa segalanya, bahkan keterlenaan tsb terjadi sblum menikah, misal dipasar beli mangga,mangganya dipegang2, dicium2 padahal blm jelas dia mau beli atau tidak...
Akhwat durian adalah akhwat yg sudah dikenal harumnya, dan harumnya berbeda dengan buah mangga, jadi keharumannya sudah terkenal kemana2, sering jadi pembicaraan, kalo akhwat ini itu hafalannya banyak, akhlaknya baik, dll... kemudian ketika melihat durian dia terlihat berwibawa, dan disegani... sehingga tdk ada orang yg berani mengganggunya ,benar2 dia disegani, dihormati, tetapi ketika kemudian orang kenal lebih dekat dengan akhwat ini ternyata dia memiliki hati yang lembut, akhlak yg santun,, betapapun ketika kita memakan durian sudah terasa panas, pusing, akhwat durian memang tdk melenakan,, walaupun melenakan tetapi tdk sampai lupa....
Kelak ketika harmnya semerbak kemana2 hingga dipohon pun sudah tercium baunya,, akhwat durian itu berani menegur orang yg membuat terlena, sehingga dengan tegurannya menjadi pusing...
Ada akhwat tipe kurma, sebenarnya biasa2 saja tetapi rasa manisnya tiada terkira
Madrasah kehidupan kita yg sesungguhnya adalah belajar dari kehidupan, kalo kita belajar kesabaran carilah kehidupan dialam semesta yg tdk menyenangkan..
MEMBUat proposal Menduriankan diri sendiri

14 Juni 2013,
Bismillah.....
Tentang usia untuk menikah tdk ada ketetapan usia, sepserti umahatul mukminin kita aisyah yg ketika itu berusia 9 tahun,, beliau sudah dikhitbah oleh rasulullah,...
Ada juga akhwat yg berusia sudah lebih dari 25 tetapi kok ya belum siap utk menikah, karena kepribadiannya masih seperti usia 7 tahun,, itu artinya ukurannya adalah bukan umur tetapi kepribadian.. lantas apa sih ukuran kepribadian dlm sebuah pernikahan? Ada kaitannya dengan tujuan, sebab ketika seseorang melakukan sesuatu tetapi tujuannya masih salah ,,tetap saja ujung2nya berakhir pada kesalahan...
Ukuran ketepatan dalam menikah adalah tujuan dari pernikahan itu sendiri, maka dari itu jika seorang akhwat yang blm siap utk menikah itu
Apa tujuan dari pernikahan? “SAMARA” yg mana termaktub dlm QS.ar-Rum ayat 27, ayat ini mengandung pesan sebenarnya tdk harus dlm pernikahan, dalam persaudaraan jg bisa, kita utk mereka inilah prinsip persaudaraan yg sessungguhnya,, tp kalo dia harus sesuai dengan saya, itu artinya kita lahygharus masuk kedalam dunia mereka, bukan kaaerna
Kita bisa melihat orang yg kepribadiannya udah siap utk menikah yaitu bisa memahami orang lain,, ketika ingin SAMARA, harus bisa menggenggam ketiganya, apa itu sakinah? Secara bahasa artinya tenang, yaitu pribadi yg mampu menenangkan orang lain, orang itu akan tnang ketika berada disamping dia,, bukankah ini adalah salah satu sifat yg dimilitri orki allah SWT, pribadi sakinah adalah pribadi yg bis menenangkan orang lain,, ketika seorang istri or suami punya sifat ini maka .......
Bisa dibayangkan kalau seorang istri
Drmana sumber krtenagan itu? Tdk menjadikan kesenangan dunia menjadi orientasi,,   
Orientasi uktuk menikah itu apa? Jka orientasinya adalah unttuk bersenang-senang, ketenangan itu akan diperolah krtika tujuannya adlh akhirat... tidak menjadikan dunia sbg orientasi..
Yg kedua adalah ketinggian cinta, tapi cinta yg dibutuhkan ketika pernikahan adalah mawaddah, cinta yg disebut mawadah itu berbeda dengan mahabbah, pabila mahabbah ada unsur2 yg dicintai karena faktor lain, misaknya karena bentuk fisiknya, hidungnya, matanya,dll. Kalau mawaddah tidak seperti itu ada kaitannta dgn sakinahm benar2 bebasa dengan urusan duniawi..
Cinta mawaddah adalah Cinta kita kpd seseorang itu yg membuat seseorang itu menjadi semakin cinta kepada allah,seorang  isrti yg mawadah adalah ketika rasa cinta yg semakin membuat rasa cinta kpd allah, bukan hanya sekedar fisik...
Ex : istri saya kok tahajud, masa saya kagak
Rohmah artinya kasih sayang, pribadi rohmah adalah pribadi yg melihat kelemahan orang lain itu menjadi kesempatan baginya utk melebihkan yg lain.. sbgaimana sakinah dan mawadah allah adalah zat yg memiliki rohmah, ar-rohman dan ar-rohim,, kalau allah itu ar-rohman dan ar-rohim knp ada makna as-syadid (kebencian), kebencian allah itu memiliki makna kasih sayang...
Pribadi yg rahmah itu pribadi yang selalu menerima kekurangan orang lain,,





Senin, 09 April 2012


3M (Mencari, Menemukan dan Mempertemukan)

Dalam hidup ini berisi mencari, menemukan dan mempertemukan. Itulah isi hidup yang membuat hidup menjadi indah dan bermakna. Mengapa sesuatu itu sering kita anggap bagus atau indah? Tentu saja karena kita tidak bisa membuatnya. Namun kita juga bisa membuat hal serupa yang tidak kalah bagus dan indah, jika kita faham bagimana cara membuatnya. Demikian pula dengan kehidupan. Hidup akan menjadi indah dan menawan jika kita mencari, menemukan dan mempersatukannya.
Sebenarnya apa yang dicari dalam hidup ini? Apakah sesuatu yang hilang? Mungkin saja demikian. Hal yang sulit dalam hidup ini adalah mencari, karena mencari merupakan tahap pertama yang harus dilakukan. Namun adalakanya apa yang kita cari sebenarnya telah ada didalam diri kita. Sayangnya sering kali kita tidak menyadarinya. Atau saat kita menemukan apa yang kita cari, kita belum mampu menggenggamnya. Misalkan bila kita mendefinisikan apa arti jujur, apakah kita bisa dipastikan dapat bersikap jujur? Belum tentu. Atau kita bisa menjelaskan apa itu sabar, tapi kita belum bisa bersabar, maka sabar yang ada dalam diri kita masih berupa benda padat.
Bisa jadi apa yang kita cari atau apa yang kita temukan sering kali Allah berikan dalam keadaan beku didalam diri kita, sehingga kita tidak menyadari dan harus mencarinya. Atau seandainya kita menemukan sering kali belum mampu menggenggamnya. Seperti halnya suatu benda yang diletakkan diatas benda yang membeku, maka benda yang tersebut akan menjadi dingin dan membeku. Untuk itu diperlukan matahari yang memberi panas dan melelehkannya. seperti halnya dalam kehidupan ini, apabila kita belum menemukan apa yang kita cari atau kita belum mampu mendapatkan apa yang telah kita temkukan, maka kita memerlukan orang lain atau situasi yang mendukung kita untuk menemukan dan mendapatkannya.
Sebenarnya apa yang cari telah Allah berikan didalam diri kita dan sudah ada semenjak kita dilahirkan. Apa yang kita cari, kita dapatkan dan harus kita pertemukan adalah baik, benar dan mulia. Dan itulah yang sebenarnya sering kali belum mampu kita genggam dalam kehidupan kita. Jika kita hidup sekedar hidup, maka kehidupan kita selayaknya kehidupan binatang. Tapi mungkin saja saat ini seekor monyet di gurun Afrika yang berusia 25 tahun (diselaraskan umur manusia kalau sudah waktunya menikah). Dia (sang monyet) tidak sibuk sms sana sini menawarkan diri, tetapi dia mendatangi dua sosok monyet lain, yaitu bapak dan ibu monyet. Kemudian mereka bertiga berbincang. Tak berapa lama dari waktu perbincangan itu, banyak monyet lain berkumpul dan ditengah – tengah monyet tersebut terdapat dua ekor monyet yang sedang melangsungkan ijab kabul dan akhirnya kedua monyet itu dapat  pergi berdua. Maka Alkhamdulillah mereka menjadi mulia, setelah mencari dan menemukan.
Bukti dari mencari adalah menemukan. Sebenarnya baik, benar dan mulia itu tidaklah susah, karena tiga hal tersebut sebenarnya ada didekat kita. Jika belum menemukan, maka sebenarnya kita belum mencari. Jangan meminta anak kecil menari ditempat sampah, sebab kalau itu dilakukan maka ia akan menemukan sampah atau minimal akan membawa bau sampah kedalam rumah. Jangan pula suruh orang yang lemah untuk mencarinya ditempat yang buruk, tetapi dibawa ketempat yang baik. Kita harus menjadi pribadi yang kuat, agar kita mudah mencari pribadi yang baik, benar dan mulia. Menemukan itu adalah hal antara mencari dan mempertemukan.

Jumat, 27 Januari 2012

Lagu Rindu untukmu Wahai Sahabatku, Saudaraku

Malam ini, tertumpah sudah. Air mata yang telah ku coba bendung begitu lama, airnya mengalir tak bermuara. Bukan, ini bukan air mata sedih atau duka. Air ini murni, semurni tumpahan rinduku padamu sahabatku, saudaraku. Memang tak banyak foto atau benda apapun yang mengingatkanku padamu, tapi entah mulai terhitung sejak kapan air mata ini mengalir karena mengingatmu. Mungkin memang terlalu indah persahabatan ini, terlalu berharga saudaraku.

Selalu ku takut suatu saat aku akan sulit untuk menatapmu, karena takdirmu. Kau harus pulang ke pangkuan ibumu. Saat itulah aku hanya bisa berdoa, semoga kesempatan akan Allah hadiahkan kepadaku, kesempatan mengunjungimu. Tanpa perlu melihat matahari dan bintang saling bertukar tempat, waktu ini terlalu singkat. Dan waktu itu akan tiba. Semoga persahabatan dan persaudaraan ini tidak berhenti dalam hidup yang serba abu-abu ini.

Selain kau cari imammu dan aku mencari imamku, kubayangkan aku akan berlari melewati hamparan rumput hijau yang diatasnya embun-embun pagi masih seperti butiran salju. Akan ku panggil namamu, akan kucari diantara ribuan, bukan! Mungkin, entah berapa insan yang ada disana. Dan dengan tiba-tiba kau balas panggilanku. Kau tersenyum, kau lambaikan tanganmu dan kau katakan,”saudaraku, akhirnya tiba juga kau ditempat ini.” Dan akan ku katakan,” aku selalu ingat filosofi bunga matahari yang kau paparkan ditaman kampus siang itu.” Ku tak tahu lagi harus bagaimana ku rangkai angan-anganku dalam kata. Semua terlalu indah.

Masih segar dalam ingatanku, pernah suatu saat kau marah padaku. Dan aku sungguh minta maaf untuk itu. Seandainya kau tahu, aku kehilanganmu. Sakitku waktu itu, bukan gambaran nestapa penyakit semata. Aku bersalah padamu. Saat kita mulai sama-sama belajar menjadi dewasa ingatkah kau ku berkata, “Andai dulu ku tahu lagu pertengakaran kecil ini, akan kunyanyikan lagu ini untukmu.” Dengan tegas kau pun menjawab, “Kau mau, aku marah lagi!” Tidak saudaraku, aku tidak mau melihat kemarahanmu lagi karenaku. Untuk apa ku ingin lihat kemarahanmu, sedangkan senyumanmu saja ku rindukan.

Semua yang ada dikepalaku hanyalah bayangan dan pertanyaan “kapan”. Bayangan kau dan aku, kita duduk dihutan kita. Bersama kita duduk dan kembali kita bercerita. Kubayangkan kau tertawa dengan sembunyi-sembunyi, mungkin karena kau takut suaramu cukup keras untuk seekor semut yang saat itu numpang lewat. Walaupun begitu, tertawamu tetap renyah seperti dulu. Disana kau juga bercerita panjang lebar tentang apapun itu, mimpi, harapan dan kenangan-kenangan kecil masa lalu. Disana pulalah kau mengajarkanku banyak hal. Bagaimana aku harus mempertahankan kehidupan, kau ingatkan diakhirat aku berakhir. Masih dihutan yang hijau itu pula, kau juga men-talaqiku. Membenarkan kesalahanku yang andai ditulis dalam kertas putih, menjadikannya berwarna hitam. Huft....Terlalu indah sepertinya.... ^_^

Sahabatku, saudaraku kaulah insan bernama kekasih....

Semoga persahabatan dan persaudaraan ini perpanjangan...

Tunggu aku disyurgaNya kelak... ^_^

Amin...

Senin, 18 April 2011

SLB atau PLB? Aku atau Kamu?

Mahasiswa setahuku ya kayak mas Isom dan mas Agus. Mahasiswa itu ya mas-mas dan mbak-mbak yang nginep di tempatnya bu Lurah, yang suka ngajari ngerjain PR, ajak kita main, yang suka pinjami kita ular tangga dan komik-komik kampanye salah satu partai itu...

Ya itu lah mahasiswa.....

Sungguh dasyat efek dari gelar mahasiswa itu. Efek itu yang pada akhirnya membuat ku dan sahabat ku kala itu, Teti, bermimpi bersama-sama menjadi mahasiswa...UGM, hanya satu-satunya universitas yang ku ketahui kala itu. Betapa bangganya memakai jas hijau, bercelana jeans, bersepatu kats dan berjalan hilir mudik memecah desa pelosok.

Hm....Entah dimana kini kau sobat....

Kabar yang terakhir ku dengar cita-citamu tercapai. Kau menjadi mahasiswa, mahasiswa sebuah perguruan tinggi swasta ternama di Jogja. Di jurusan terpandang pula, Hukum Internasional. Walaupun tak bersama, aku juga telah menggenggam cita-citaku. Perlu kau tahu sobat, aku juga mahasiswa salah satu universitas negeri terbaik di Jogja. Banyak orang menertawakan jurusan yang ku ambil. Pendidikan Luar Biasa (PLB).

“SLB? Eh apa PLB? Oooo.....Itu ya yang ngajar anak-anak idiot yang suka ngeces dan ngompol?” katanya dengan bangga tanpa rasa takut anaknya kelak menjadi muridku.

Dalam hati, bisikan-bisikan setan meracuniku,

“Ayo katakan, iya...Besok aku akan ajar anakmu...”. Sayang, bisikan itu kurang luar biasa, karena masih luar biasa jurusan yang kuambil.

“Kenapa ambil jurusan itu? Mbok ambil jurusan lain yang lebih menjanjikan.....”Tambahnya.

“Jurusan apa yang lebih menjanjikan? Ekonomi? Akuntansi?Olahraga? ah....saingannya sudah banyak dan pasti jauh lebih berkompeten.” Ujarku dalam hati.

Pilihanku pada PLB bukan seperti memilih jajanan pasar yang asal kenyang dimakan. Pilihanku pada PLB juga bukan berdasar latarbelakang keluarga atau kerabat yang abnormal. Pilihanku pada PLB lebih kepada orientasi masa depan dan kurasa itu akan sangat mengasyikkan.

Sebuah ceramah dari seorang ibu yang ku dengar sore itu, mengantarkanku berkenalan dengan PLB, dan mewujudkan impian kecilku bersama Teti sahabatku untuk menjadi mahasiswa.

Walaupun bertahun-tahun waktu yang kubutuhkan untuk menemukan diriku di PLB, kini aku bangga menjadi bagian dalam PLB. Tidak hanya setatus mahasiswa dan gelar S.Pd yang antinya kusandang. Disini kutemukan teman-teman yang mendukungku untuk menggerakkan sel-sel kelabuku.....Untuk lebih bersyukur atas nikmat yang kuterima, belajar berbagi dengan teman-teman yang memang luar biasa dan yang pasti lewat PLB, aku mengenal din ku.....

Sudut favorit bilik kos, 5 April 2011

“Klub Anti Mandi Sore” Maaf Aku Berkhianat

Akhir-akhir ini hari tersa amat singkat, seolah matahari berbalab lari dengan bulan. Itulah pembicaraan anak-anak semester 6 yang kini dikejar dateline proposal, RPP, rapat A, rapat B belum lagi yang punya aktivisas segunung. Berbagai date line seolah menggiring mereka dalam area pacuan kuda, harus cepat-cepat melakukan ini dan itu.

Begitu pula dengan Rani, mahasiswi semester 6 sebuah universitas negeri di Jogja ini tengah berpacu dengan waktu mengerjar target ala anak semester 6-nya. Tidak tanggung-tanggung, tidak hanya badan rani yang terasa lelah, belakangan ini tingkat keonengan Rani kian bertambah. Tidak nyambung kalo diajak bicara, memerlukan waktu yang lama ketika memahami sesuatu dan banyak hal lain yang memalukan kalau dibuat daftar keonengan. Namun, dibalik segala keonengan yang kini menimpa Rani, sebuah kemajuan besar telak ia cetak. Mandi sore. Sebuah prestasi yang membanggakan. Mengingat kala waktu senggang melambai ia selalu mengurungkan niatnya untuk mandi.

Sore itu, ia bisa bernafas longgar, hari itu kegiatannya tidak banyak. Hanya ada satu mata kuliah yang harus ia ikuti dan beberapa pertemuan yang tidak dapat tergantikan kehadirannya.

“Huft..............Bingung mau apa! Pulang siang bingung, pulang kesorean gedumelan semua target di kos tidak terlakasan!” Omelnya pada diri sendiri memcah keheningan kamar kos.

Tanpa ada tujuan ia hanya keluar masuk kamar kos bak serigala keluar masuk sarang untuk mencari mangsa. Pada akhirnya kegiatan itu terhenti setelah bola matanya tersangkut pada sustu benda hitam diatas kasur, yang telah dilemparkannya ketika ia masuk kamar. Dibukanya benda itu tanpa belas kasih....

“Oh iya, tadikan beli barang baru...kenapa gak tak coba...siapa tahu ada something error”. Acara mencari kegiatan pun diakhiri dengan membersihkan nyamnyung (leptop) favoritnya. Seolah diamini ribuan malaikat, grundelan yang tidak disengaja pun menjadi kenyataan. Dengan hati berbunga dan yang tidak kalah dengan pejuang 45, ia pun membuka kotak pembersih leptop. Disikatnya setiap lekuk leptop dengan manja, dibelainya kain lap monitor dengan lembut dan masalah pun muncul ketika Rani menekan cairan pembersih.

“shut...shut...shut....” berulang kali botol cairan itu, namun nihil. Cairan yang diaharapkan tidak kunjung keluar, karena ternyata botol itu tak berlubang. Dom bundel yang biasa ia gunakan untuk mengancingkan jilbab pun ia berdayakan. Keringat pun bercucur layaknya pancuran sendang 7, sayang lubang itu tak terlihat wujudnya.

“Huft..........tau gini tadi tak coba dulu....yang salah siapa ya....mas nya yang jual tidak nyoba dulu atau aku yang percaya aja bakal keluar.....” Grundelnya dengan nada mulai meninggi.

“Crot..........” Tanpa persiapan hati, cairan itu tiba-tiba keluar setelah jari telunjukkan tak sengaja memencet botol. Spontan mata pun berkedi walau diindungi kaca mata tebalnya.

“Aku tahu...dulu aku jarang mandi, tapi masak ya gini nyindirnya......”Kesetresan pada kuliah berkombinasi dengan frustasinya pada botol telah menghasilkan efek lengkingan yang membuat cecak penghuni kamar Rani lari terbirit-birit.

Kini leptop pun telah bersih. Andai leptop seperti piring yang ada di iklan TV, pasti akan berbunyi “set set Cling.....”(sambil berkedip)

Terbayar sudah kejengkelan pada pembersih leptop siang itu....

Tanpa merasa bingung lagi apa yang akan ia lakukan, ia bergegas naik ranjang dan mempersiapkan diri untuk ngebo siang itu.... Tamu bulanan perempuan membuat matanya kian menyempit menahan kantuk. Tanpa berfikir panjang lagi tubuh Rani telah terbaring di peristirahatan ternyamannya.

Kenyenyakan pun menyelimuti tubuh lelahnya, hingga suara adzan tertutup oleh kenyenyakan tidurnya.

“Zzzztt.... Zzzzztt.....”

“Dok dok dok........” Ketukan keras membuatnya hampir berdiri dalam tidurnya.

“Raniiiiiiiiiiiiiiii.................banguuuuuuuuuuuuuuuun” Suara yang tidak asing lagi telah menngusik kenyenyakan tidurnya. Seolah tanpa rasa sayang, Salah satu personil Klub Anti Mandi Sore. Rahayu “NEM” mengusik tidur nyenyak Rani.

“Ngebooo.....Magrib bangun....Sana mbok mandi-mandi......” Bagai kebo yang di cocok hidungnya, sepontan ia mengambil handuk yang terpampang di balik pintu kamar. Kesadaran pun muncul ketika dinginnya air telah menyentuh ubun-ubun kepalanya.

Hampir 1 jam telah berlalu....proses mandi panjang pun berakhir.....

Kini Rani pun jalan bak tentara maju perang...Tegap dan segar.

“Nem, bajumu kok belum ganti? Kayak baju kuliah tadi?” Katanya tanpa merasa berdosa.

“Hehehehehe.....Ia, akukan belum mandi.....!” Hanya nyengir dan jawaban singkat tak berdosa pula yang kini menghiasi wajah lelahnya.

“Ngapain kamu suruh-suruh aku mandi kalo kamu sendiri gak mandi.....Dasar!!!!!!!!!!!!!!!!!!” Nada suara Rani pun kembali meninggi menghadapi perilaku sahabatnya. Namun kali ini, tingginya nada bukan disebabkan kekesalan seperti siang tadi.

“Tapi tak apalah.....Aku gak rugi...Seger malah.....Maaf tema-teman...aku mengkhianati Klub Anti Mandi Sore kita.........hehehehehe......” Katanya dengan bangga.

Bilik ternyaman, 8 April 2011

Selasa, 29 Juni 2010

Mendem Kopi

Gara-gara mendem kopi semalem jadi gak bisa tidur.....Alhasil, ujian yang seharusnya kukerjain dengan lipatan tak beraturan menjadi cerita pengantar tidur. Entah sadar atau tidak soal-soal habis kumakan....Ditengah jemari yang menari tanpa kompromi dengan mata, aku tersadar dan segera sikap ku rubah dengan tipuan yang sepertinya tak berhasil.... Dosen yang duduk tepat didepan hidungku melakukan keahliannya. Observasi terhadap cara ujian siswa yang tidak belajar karena sibuk utak utek blog semalaman. Wah bener-bener...kayak gitu itu obat yang mujarap bin majur tanpa obat penget....Coba aja....

Senin, 28 Juni 2010

Ku temukan hidup

Tumbuhan kecil itu hiduku dulu, goyang kesana kesini sesuka hati...tanpa tahu apa to hidup...apato tujuanku...Dan bagaimana sekarang? Kurasa ada sedikit perbaikan. Aku mulai sadar apa yang harus aku lakukan. Walaupun masih seperti terkurung disudut pengap yang mendesakku untuk mencari celah cahaya dan udara....
Mencoba segala peluang untuk menemukan adalah caraku...

Malu...

Sahabat dan teman-temanku mungkin telah menemukan atau bahkan mereka sekarang sedang menikmati kehidupan indahnya...Tak apalah gak papa, beruntung ada pikiran itu terlintas, kalo sekang lihat realita, tidak sedikit remaja seusiaku malah belum sadar. Semoga sesegera mungkin mendapatkan kesadaran...

Berat bayaran yang harus ku terima untuk sebuah kesadaran.

Sedih, malu, beban...

Ya Robbi... Jika ku ingat kembali hal itu

Air mata tak henti menenggelamkan pupil mataku.

Puji syukurku kepadaMu Ya Rahman...Cobaanmu membawa hikmah untukku dan keluargaku..

Aku percaya janjiMu, dibalik cobaanmu akan ada kebahagiaan....

Jangan biarkan aku lepas dari pelukMu Ya Alloh....